Setelah mendengar tentang Google yang akan merilis browser open source bernama Chrome, Om Malik dari Giga Om memutuskan untuk menelepon John Lilly, CEO dari Mozilla untuk menanyakan pendapatnya atas proyek terbaru Google ini, terutama karena Mozilla dalam beberapa tahun belakangan ini banyak bekerja sama dengan Google, bahkan mendapatkan 85% dari pendapatannya dari kerja sama dengan Google. Apakah Lilly khawatir dengan munculnya satu lagi browser di pasaran?
'Kami bekerja sama dengan Google dalam beberapa hal dan memiliki hubungan finansial," kata Lilly. "Mereka membuat sebuah browser dan menjadikan dunia ini lebih kompetitif, tentunya kami harus tetap bersaing."
Karena Microsoft masih menguasai sekitar 72% pangsa pasar browser, Google tidak hanya berpangku tangan berharap bahwa dominasi Microsoft akan runtuh dengan sendirinya. Bisnis Google adalah web dan browser adalah senjata yang penting untuk perusahaan tersebut. Menurut Lilly 'tidak aneh apabila mereka mengembangkan sebuah browser. Google melakukan berbagai hal yang bersangkutan dengan bisnis mereka seperti server, energi, bandwidth. Mereka berpendapat dapat menciptakan sebuah browser yang lebih baik dengan memulai dari nol... kemajuan bidang browser adalah hal yang positif."
Memang sikap wait and see Lilly ada benarnya. Walaupun berita ini cukup menggemparkan industri web, pangsa pasar browser tidak akan berubah dalam satu malam. Google, walaupun memiliki jangkauan besar juga memiliki sejarah meluncurkan produk-produk yang kemudian terlupakan. Mereka masih belum berhasil mencetak slam dunk yang dapat menyaingi bisnis pencarian dan contextual advertising-nya (AdSense).
Persaingan antara Mozilla dan Google akan menjadi semakin ketat dalam beberapa tahun mendatang. Mozilla juga memiliki sebuah strategi layanan — Weave yang pada akhirnya dapat berkompetisi dengan layanan Google. Apapun yang akan datang, tampaknya Mozilla sudah siap menghadapinya. (GigaOm)
Selamat datang 'Browser Wars 2.0' :).

Artikel Lain :